9/23/2021

MAKALAH TENTANG LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN

                                                 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN







Kata Pengantar

 

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya sehingga  tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat pendidikandalam judul “LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN.”.

Selanjutnya tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu. Adapun kami juga menyadari bahwa makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna.

 Untuk itu, kami disini sangatlah mengharapkan kritik dan saran kepada semua pihak agar kedepannya kami dapat memperbaiki dimana letak kesalahan yang telah kami perbuat.

 

 

Jambi, 16 september 2021

                                                                                           

                                                                                                                                            Penulis






PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Pendidikan akan dapat dilaksanakan secara mantap, jelas arah tujuannya, relevan isi kurikulumnya, serta efektif dan efisien metode atau caracara pelaksanaannya hanya apabila dilaksanakan dengan mengacu pada suatu landasan yang kokoh. Sebab itu, sebelum melaksanakan pendidikan, para pendidik perlu terlebih dahulu memperkokoh landasan pendidikannya. Mengingat hakikat pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia, maka para pendidik perlu memahami hakikat manusia sebagai salah satu landasannya. Konsep hakikat manusia yang dianut pendidik akan berimplikasi terhadap konsep dan praktek pendidikannya. Bahan ajar mandiri ini akan membantu Anda untuk memahami konsep landasan pendidikan, hakikat manusia, dan implikasi hakikat manusia terhadap pendidikan. Dengan mempelajari bahan ajar mandiri ini padaakhirnya Anda akan dapat mengidentifikasi prinsip-prinsip antropologis sebagai asumsi mengenai keharusan pendidikan (mengapa manusia perlu dididik dan mendidik diri), prinsip-prinsip antropologis mengenai kemungkinan pendidikan(mengapa manusia dapat dididik), dan pengertian pendidikan. Semua ini akan mengembangkan wawasan kependidikan Anda dan akan berfungsi sebagai titik tolak dalam rangka praktek pendidikan maupun studi pendidikan lebih lanjut. Materi bahan ajar mandiri ini terdiri atas tiga sub pokok bahasan. Sub pokok bahasan pertama mencakup pengertian landasan filosofis pendidikan, jenis-jenis landasan pendidikan, dan fungsi landasan pendidikan. Sub pokok bahasan kedua mencakup konsep hakikat manusia, prinsip-prinsip antropologis mengenai keharusan pendidikan dan prinsip-prinsip antroplogis mengenai kemungkinan pendidikan. Adapun sub pokok bahasan ketiga berkenaan dengan implikasi hakikat manusia terhadap pengertian pendidikan.

 

 

 

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan pemaparan latar belakang diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melaksanakan landasan filosofis pendidikan perlu untuk diketahui terlebih dahulu mengenai subjudul dalam pokok permasalahan ini, yang antara lain sebagai berikut.

1. Apa definisi landasan filosofis pendidikan?

2. Apa saja jenis - jenis landasan filosofis pendidikan?

3. Apa fungsi  dari landasan filosofis pendidikan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PEMBAHASAN

 

A.    Definisi Landasan filosofis pendidikan

Landasan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:260) istilah landasan diartikan sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Adapun istilah landasan sebagai dasar dikenal pula sebagai fundasi. Mengacu kepada pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa landasan adalah suatu alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu titik tumpu atau titik tolak dari sesuatu hal; atau suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu hal.

Berdasarkan sifat wujudnya terdapat dua jenis landasan, yaitu: (1) landasan yang bersifat material, dan (2) landasan yang bersifat konseptual. Contoh landasan yang bersifat material antara lain berupa landasan pacu pesawat terbang dan fundasi bangunan gedung. Adapun contoh landasan yang bersifat konseptual antara lain berupa dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD RI Tahun 1945; landasan pendidikan.

Filosofis, berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata philein/philos yang artinya cinta dan sophos/Sophia yang artinya kebijaksanaan, hikmah, ilmu, kebenaran. Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Untuk mencapai dan menemukan kebenaran tersebut, masing-masing filosof memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Demikian pula kajian yang dijadikan obyek telaahan akan berbeda selaras dengan cara pandang terhadap hakikat segala sesuatu.

Pendidikan. Sebagaimana telah dikemukakan dalam pendahuluan, hakikat pendidikan tiada lain adalah humanisasi. Tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia ideal atau manusia yang dicita-citakan sesuai nilai-nilai dan normanorma yang dianut. . Contoh manusia ideal yang menjadi tujuan pendidikan tersebut antara lain: manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, terampil, dst. Sebab itu, pendidikan bersifat normativ dan mesti dapat dipertanggungjawabkan Maksudnya, pendidikan harus dilaksanakan secara disadari dengan mengacu kepada suatu landasan yang kokoh, sehingga jelas tujuannya, tepat isi kurikulumnya, serta efisien dan efektif cara-cara pelaksanaannya. Implikasinya, dalam pendidikan, menurut Tatang S (1994) mesti terdapat momen berpikir dan momen bertindak. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa dalam rangka pendidikan itu (Redja M; 1994), terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan. Momen studi pendidikan yaitu saat berpikir atau saat mempelajari pendidikan dengan tujuan untuk memahami/menghasilkan sistem konsep pendidikan.

Landasan Filosofis Pendidikan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan filosofis pendidikan adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik tolak dalam rangka studi dan praktek pendidikan. Sebagaimana telah Anda pahami, dalam pendidikan mesti terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan. Melalui studi pendidikan antara lain kita akan memperoleh pemahaman tentang landasan-landasan pendidikan, yang akan dijadikan titik tolak praktek pendidikan. Dengan demikian, landasan filosofis pendidikan sebagai hasil studi pendidikan tersebut, dapat dijadikan titik tolak dalam rangka studi pendidikan yang bersifat filsafiah, yaitu pendekatan yang lebih komprehensif, spekulatif, dan normatif.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.     Jenis jenis landasan filosofis pendidikan

Landasan filosofis pendidikan dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu :

1)      Landasan Filosofis Pendidikan. Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain:

·         Idealisme

·         Realisme

·         Pragmatisme

·         Pancasila; dsb.

·

2)  Landasan ilmiah pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari      disiplin ilmu tertentu yang menjadi titik tolak dalam pendidikan.

3)  Landasan Hukum/Yuridis Pendidikan. Landasan hukum/yuridis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.

4) Landasan deskriptif pendidikan adalah asumsi-asumsi tentang kehidupan manusia sebagai sasaran pendidikan apa adanya (Dasein) yang dijadikan titik tolak dalam rangka pendidikan.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
C. Fungsi Landasan Filosofi Pendidikan
 

      Pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, benar dan baik, relatif tidak akan terjadi kesalahan-kesalahan yang dapa tmerugikan, sehingga praktek pendidikan menjadi efisien, efektif, dan   relevan dengan kebutuhan individu, masyarakatdanpembangunan.

Contoh: Dalam praktek pendidikan,paraguruan taralain dituntut agar melaksanakan peranan sesuai semboyan“tut wuri handayani”. Untuk itu, paraguru idealnya memahami dan meyakini asumsi-asumsi dari semboyan tersebut.Sebabjika tidak, sekalipun tampaknya guru tertentu berbuat “seperti” melaksanakan peranan sesuai semboyan tut wuri handayani, namun perbuatan itu tidak akan disadarinya sebagai perbuatan untuk tut wuri handayani bagi parasiswanya. Bahkan kemungkinan perbuatan guru tersebut akan lebih sering bertentangan dengan semboyan tersebut. Misalnya, guru  kurang menghargai bakat masing-masing siswa; semua siswa dipandang sama, tidak memiliki perbedaan individual; guru lebih sering mengatur apa yang harus diperbuat siswa dalam rangka belajar, guru tidak menghargai kebebasan siswa; dll. Guru berperan sebagai penentu perkembangan pribadi siswa, guru berperan sebagai pembentuk prestasi siswa, guru berperan sebagai pembentuk untuk menjadi siapa para siswanya di kemudian hari. Dalam contoh ini, semboyan tinggal hanya sebagai semboyan. Sekalipun guru hapal betul semboyan tersebut, tetapi jika asumsi-asumsinya tidak dipahami dan tidak diyakini,maka perbuatan dalam praktek pendidikannya tetap tidak bertitik tolak pada semboyan tadi, tidak mantap,terjadikesalahan,sehingga tidak efisien dan tidak efektif.Sebaliknya, jika guru memahami dan meyakini asumsi-asumsi dari semboyan tut wuri handayani (yaitu: kodrat alam dan kebebasan siswa), maka iaakan dengan sadar dan mantap melaksanakan peranannya. Dalam hal ini ia akan relatif tidak melakukan kesalahan. Misalnya: guru akan menghargai danmempertimbangkan bakat setiap siswa dalam rangka belajar, sekalipun para siswa memiliki kesamaan, tetapi guru juga menghargai individualitas setiap siswa. Guru akan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengatur diri mereka sendiri dalam rangka belajar, guru menghargai kebebasan siswa.

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, jelas kiranya bahwa asumsi atau landasan pendidikan akan berfungsi sebagai titik tolak atau tumpuan bagi para guru dalam melaksanakan praktek pendidikan.

Ada berbagai jenis landasan pendidikan yang perlu kita ketahui, antara jenis landasan pendidikan yang satu dengan jenis landasan pendidikan yang lainnya akan saling melengkapi. Dalam rangka mempelajari landasan pendidikan, akan ditemukan berbagai asumsi yang mungkin dapat kita sepakati. Di samping itu,mungkin pula ditemukan berbagai asumsi yang tidak dapat kita sepakati karena bertentangan dengan keyakinan atau pendapat yang telah kita anut. Namun demikian, hal yang terakhir ini hendaknya tidak menjadi alasan sehingga kita tidak mau mempelajarinya. Sebab semua itu justru akan memperluas dan memperjelas wawasan kependidikan kita. Hanya saja kita mesti pandai memilah dan memilih mana yang harus ditolak dan mana yang seharusnya diterima sertakita anut. Ini adalah salah satu peranan pelaku studilandasan pendidikan, yaitumembangun landasan   kependidikannya sendiri.Landasanbpendidikan yang dianut itulah yang akan berfungsi sebagai titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan/atau studi pendidikan lebih lanjut.




No comments:

Post a Comment